Friday, October 1, 2010

Beginilah Seharusnya Jadi Pemimpin

Apapun kedudukan, jabatan dan peringkatnya, seorang pemimpin tetap dibebani amanah dan berbagai tanggung jawab. Beban ini bukan suatu kemegahan dan kebanggaan. Sebab pemimpin di gelanggang Amal sebuah lembaga/Organisasi Islami terlebih negara maka mempunyai tanggung jawab yang lebih berat karena ia bergerak dalam gelanggang yang sangat luas dan penting. Manusia diciptakan di bumi sebagai pemimpin untuk memimpin segenap hamba Allah kepada dien yang diridhoi-Nya. Inilah yang dapat melahirkan sesuatu yang sangat penting di dunia dan akherat.

Allah akan meminta pertanggung jawaban setiap pemimpin tentang kepemimpinannya dan semua akan di nilai (terhisab). Semakin bertambah orang yang akan dipimpinnya, semakin bertambah pula beban yang di pikulnya, dan setiap bertambah keluasan medan dan gelanggang geraknya, semakin bertambah pula amanah yang berada di pundaknya.
Dalam hadist berikut, Rasululloh saw menjelaskan tentang amanah dan tanggung jawab bagi seorang pemimpin :
Ibnu Umar Ra. berkata, Rasululloh saw bersabda : “Tiap tiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai pertanggung jawaban tentang orang yang dipimpinnya”..(Muttafaq’alaih)

Di masa kekahalifahn Umar bin Khathab r.a, semenanjung Arab dan kaum Muslimin pernah mendapatkan dua bencana sekaligus. Dua bencana itu meluluhlantakan kebun dan ladang, bahkan menelan korban dari kalangan manusia terbaik kaum muslimin; laki-laki,perempuan, termasuk para tentara. Yakni ketika hujan tidak turun selama sembilan bulan, yang di barengi dengan letusan gunung berapi yang mengeluarkan laharnya, hingga bumi yang di laluinya terbakar. Beghitu berat bencana itu, hingga tahun itu di kenal dengan “tahun bencana”.

Umar r.a. lalu mengutus para pegawainya di Irak dan Syam, untuk mendatangkan penduduk terbaiknya dalam rangka memberi bantuan di wilayah semenanjung. Ia menulis surat kepada Amr bin Ash di Palestina: “Assalamu’alaikum, Adakah engkau melihatku dan orang-orang yang bersamaku hancur, sedangkan engkau bersama orang-orang yang bersamamu hidup tenang. Karenanya tolonglah,tolonglah !!

Tidak lama berselang, bantuan gandum dan minyak berdatangan dari berbagai penjuru, Umar r.a. ikut terjun memberi bantuan makanan kepada orang-orang di Madinah, sementara para utusan terpencar di berbagai pelosok di semenanjung itu, untuk meringankan penderitaan mereka. Ketika menangani persoalan ini, Umar bin Khathab sempat bersumpah untuk tidak menyantap daging dan mentega sehingga orang-orang selamat dari musibah. Ia dalam keadaan demikian hingga datanglah hujan dan musibahpun berlalu. Ia ketika itu berkata, “Bagaimana mungkin saya dapat menangani urusan rakyat jika saya tidak pernah merasakan apa yang mereka rasakan.”

Demikianlah sosok seorang pemimpin yang penuh dengan tanggung jawab terhadap rakyat yang di pimpinnya. Bahwa kesejahteraan, keselamatan dan keamanan orang yang di pimpinnya merupakan tanggung jawab yang bukan hanya di emban di dunia, namun sadar akan di pertanggung jawabkan di akherat kelak di hadapan Allah SWT.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan pertolongan dan petunjukNya kepada para pemimpin atau kita saat mengemban amanah menjadi seorang pemimpin bagi diri, keluarga atau orang lain dalam kehidupan di dunia.

Abu ya’la Mak’al bin yasar ra. berkata, “Aku telah mendengar Rasululloh saw bersabda : “Apabila seorang hamba (manusia) yang diberikan kekuasaan memimpin rakyat mati, sedangkan di hari matinya dia telah menghianati rakyatnya, maka Allah akan mengharamkan surga kepadanya”.(Muttafaq’alaih)

Labels: , , , , , ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home