Wednesday, June 18, 2008

Out Bound Training

“There is more in us than we know. If we can be made to see it, perhaps, for the rest of our lives we will be unwilling to settle for less.” – Kurt Hahn

Introduction

Efektifitas dan performa sebuah organisasi sangat ditentukan oleh kondisi dan karakter setiap individu yang terlibat di dalamnya. Bagaimana pola pikir, perilaku, dan kerjasama yang terjadi dalam sebuah tim sangat memegang peranan dalam pembentukan efektifitas dan performa tersebut.Para pemimpin sebuah organisasi perusahaan besar yang handal dan jeli dalam melihat setiap permasalahan dapat menyadari bahwa setiap individu yang ada di dalam organisasinya harus dapat menjadi ‘ pelaku aktif ‘ dalam memberikan kontribusi kepada organisasi perusahaannya agar perusahaan tersebut dapat berkembang dan bersaing.Untuk mencapai hal tersebut di atas perlu adanya sebuah manajemen yang dapat memfasilitasi kebersamaan di antara para individu agar dapat berinteraksi dan bersinergi sehingga kebersamaan tersebut dapat menjadi sumberdaya yang memiliki potensi yang berkekuatan sangat besar.Kami yang bergerak di bidang pengembangan sumber daya manusia dengan media pelatihan di alam terbuka (outdoor based management training fasilitator) mampu membentuk tiap-tiap individu dalam sebuah organisasi menjadi sebuah tim yang solid dan mampu menjalin kerjasama yang harmonis dalam mencapai tujuan organisasi.Dengan metode pembelajaran "Experiental Learning" diharapkan peserta akan dapat mengevaluasi tindakan, selanjutnya menentukan tujuan yang akan dicapai dengan memprediksi kemungkinan yang akan terjadi. Peserta akan dihadapkan dengan keadaan yang nantinya dapat diimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari, dan juga membuat pemahaman terhadap suatu permasalahan akan semakin tinggi sehingga implementasinya juga semakin mudah.
Walaupun sebagian besar pelatihan dilakukan di alam terbuka, kami tetap mempertahankan tingkat keselamatan yang tinggi dimana kami selalu membekali para instrukturnya dengan pengetahuan tentang PPPK.
Selain program-program pelatihan yang telah baku, kami juga menyediakan paket pelatihan berdasarkan "main goal" suatu perusahaan, yang kemudian akan didesign suatu pelatihan yang sesuai dengan tujuan tersebut.

Mengapa metode Outbound Training banyak dipilih?

Metode ini banyak dipilih sebagai salah satu program pelatihan karena:- Metode ini adalah sebuah simulasi kehidupan komplek menjadi sederhana - Metode ini penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan. - Metode ini menggunakan alam bebas sebagai media belajarnya. - Metode ini Memberikan keadaan, pengalaman, dan situasi yang nyata untuk mempelajari, menambah, mengasah, dan mengaplikasikan keterampilannya. Kegiatan Outbound menyentuh 3 aspek: Kognitif, Afektif, dan Psikomotor, melibatkan stimulasi penggunaan logika dan pengetahuan, indera dan perasaan, gerak tubuh, serta melatih peran fungsional individu maupun kelompok. Aktifitas-aktifitas dalam Outbound mengandung unsur pemecahan masalah (Problem Solving) dan berorientasi pada penemuan solusi dan pencapaian sasaran (Solution & Achievement Oriented). Bagi peserta, perubahan suasana dari aktivitas rutin ke aktivitas yang mengandung olah tubuh di alam terbuka merupakan sesuatu yang menyegarkan. Kesegaran ini dibutuhkan untuk mempersiapkan kondisi psikologis yang siap mencerna materi-materi pelatihan agar pelatihan menjadi efektif

Apa Manfaat Outbound Training ?

Metode pelatihan di alam terbuka ini terbukti efektif untuk tujuan-tujuan pelatihan yang berhubungan dengan perilaku (behaviour) seseorang, baik sebagai individu maupun dalam perannya ketika berinteraksi dengan kelompok.Pengalaman para pembina pengembangan diri (personal development) menunjukkan bahwa individu yang mengembangkan kemampun inherennya (inner resources) melalui tantangan-tantangan mental dan fisik, selalu lebih siap untuk menghadapi apapun tantangan pekerjaan yang dihadapainya.
Bagi perusahaan, pelatihan ini membantu menyiapakan individu-individu yang ada di dalamya untuk berinteraksi membangun kinerja guna meningkatkan prestasi (performance).
Model ini sekaligus juga menjelaskan bahwa aktifitas luar ruang yang dilakukan semata-mata merupakan media. Bukan tujuan atau sasaran pelatihan.
Reservasi

Demi kelancaran administrasi kami dalam mengatur jadwal kegiatan, maka kami mohon agar tanggal pelaksanaan kegiatan sudah bisa ditetapkan maksimal 15 hari sebelum pelaksanaan. Dengan menghubungi kami di.
Sumber :www.Adventurindo.com

Sunday, June 15, 2008

OUTBOUND POSITIF BAGI ANAK

oleh: Karnadi
Kegiatan outbound, tak sekadar hiburan kepada anak. Banyak manfaat positif yang diperoleh dengan mengikuti kegiatan ini.
Selain belajar, salah satu program yang cukup menarik adalah outbound. Outbound merupakan suatu kegiatan yang bermanfaat untuk menghidupkan imaginasi anak tentang petualangan dan bermain dengan mengenalkan serta membimbing anak akan dinamika kelompok, membimbing anak-anak dalam berkreativitas yang risikonya disesuaikan bagi mereka. "Hal ini juga menanamkan nilai-nilai moral dalam hidup sehari-hari kepada para peserta," sebut Nanang, salah seorang aktivis dan trainer outbound terkemuka di Sumatera.Menurut Nanang, aktivitas outbound mengajarkan anak untuk menggunakan perasaan dan lebih peduli kepada sesama. Hal ini dapat mendorong pengembangan diri, sehingga anak lebih toleran dan dapat bekerja sama dalam kelompok, walaupun mereka tidak saling mengenal sebelumnya. Nilai-nilai moral yang terdapat dalam setiap permainan outbound ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan etika peserta serta menanamkan semangat kebersamaan dalam kelompok."Stop bullying" salah satu pesan yang tersirat dalam aktivitas outbound yang ingin disampaikan oleh penyelenggara. Tujuannya, agar anak tidak melakukan pelecehan secara berkelompok terhadap perbedaan. Dengan demikian, secara mental, anak dapat lebih berkembang bersama dengan kelompok yang punya toleransi dan saling mendukung secara positif.Penggagas Ei School, Tommy Tantawi Tan mengungkapkan, terlaksananya kegiatan outbound ini merupakan salah satu kegiatan yang sangat positif dalam pembinaan anak. Soalnya, dengan outbound ini, anak-anak dilatih dan diajarkan tentang beragam kecerdasan, salah satunya adalah kecerdasan emosional mereka. Hal inilah yang menjadi salah satu indikator keberhasilan seseorang di masa yang akan datang. Pentingnya kemampuan dalam berbagai jenis kecerdasan, baik fisik maupun mental ini tentunya bakal memberi solusi untuk pendidikan anak. Sebab anak merupakan generasi penerus yang bakal mewarisi apa yang ditinggalkan orangtuanya di masa yang akan datang. "Saya harap kegiatan outbound ini dapat memberi suasana yang berbeda serta kegiatan yang benar-benar positif bagi perkembangan fisik dan mental anak," harap Tommy.Sebagai seorang yang peduli dengan pendidikan, Tommy sangat prihatin dengan kurangnya aktivitas yang dapat meningkatkan beragam keterampilan dan kemampuan anak. Maka, kegiatan outbound ini adalah sebuah solusi untuk mengatasi berbagai keterbatasan yang ada selama ini.Walaupun biasanya kegiatan outbound dilakukan di luar kota akibat keterbatasan tempat di Kota Medan. Keberhasilan Ei School dalam menggelar kegiatan outbound untuk anak patut dicontoh. "Saya berharap kegiatan sejenis untuk membantu mengembangkan kemampuan fisik dan mental anak ini dapat terus digalakkan di masa yang akan datang," tandasnya.Kegiatan "Kids Ouboundt" yang digelar Ei School diikuti lebih dari 50 orang peserta yang terdiri dari anak usia 4 tahun hingga 14 tahun. Para orangtua dan anak yang mengikuti kegiatan ini tampak sangat puas serta ingin mengikuti event sejenis di masa yang akan datang. Harapan para peserta dan orangtuanya ini diakui oleh Tommy juga yang berjanji akan menawarkan kegiatan outbound yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.*
Sumber : www.harian-global.com

Labels:

Friday, June 13, 2008

BISAKAH KITA MERUBAH ORANG ??

Bisakah kita mengubah orang ? Pertanyaan ini kerap muncul di kalangan para manajer yang dalam tugasnya sehari-hari me-manage orang-orang yang bekerja di bawah supervisi mereka. Tentu saja yang dimaksud dengan mengubah orang di sini bukanlah mengubah aspek fisik dari seseorang seperti mengubah seorang karyawan yang badannya gemuk menjadi berbadan langsing. Yang dimaksud di sini adalah mengubah aspek non-fisik seseorang atau aspek sikap, sifat, pendirian atau nilai-nilai yang dianut seorang karyawan dalam bekerja dengan tujuan agar dapat menunjukkan kinerja yang lebih baik atau lebih selaras dengan gerak laju perusahaan.Dalam konteks kompetensi, aspek non-fisik ini dapat disederhanakan ke dalam 3 golongan yaitu knowledge (K) atau pengetahuan, skills (S) atau keterampilan, dan attitude (A) atau sikap yang relatif populer disingkat sebagai KSA. Dalam bahasa awam, 3 golongan ini dapat juga disebut sebagai Tahu, Mampu, dan Mau. Sedangkan dalam konteks ilmu psikologi, aspek non-fisik ini dapat disebut sebagai aspek personality atau kepribadian dalam arti yang luas (kepribadian kadang diartikan dalam arti sempit seperti sikap atau manner dalam situasi-situasi sosial seperti tata cara berbusana, makan malam, dll.). Dalam arti luas, personality telah mencakup aspek kemampuan berpikir atau kecerdasan intelektual (IQ) yang dalam perkembangannya telah menjelma menjadi area tersendiri sehingga ruang lingkup IQ dapat dibedakan dari personality. Kemudian personality ini dapat diurai lagi ke dalam beberapa elemen seperti trait atau sifat (mis: pemarah, penyabar, penurut, pendiam, dll.), motif (mis: need for achievement, need for affiliation, dll.), self concept (mis:, minder, over confidence, dll.), dan values atau nilai yang dianut (mis, nilai-nilai moral, ideologi, norma sosial, dll.). Diskusi tentang aspek non-fisik seseorang ini dapat menjadi lebih luas lagi sehubungan dengan berkembangnya konsep tentang aspek spiritualitas atau fungsi luhur manusia yang dalam bahasa awam dikenal sebagai pembagian atas jasmani dan rohani.Oleh karena itu ketika diajukan pertanyaan tentang 'Bisakah kita mengubah orang?', maka jawabannya adalah tergantung dari aspek apa yang ingin kita ubah. Mengubah atau menambah knowledge dan skills karyawan dari semula tidak tahu dan tidak terampil menjadi tahu dan terampil relatif mudah dilakukan melalui pelatihan-pelatihan yang sering diadakan baik oleh internal perusahaan maupun oleh training provider. Sedangkan mengubah attitude atau personality seorang karyawan agar lebih selaras dengan gerak laju perusahaan bukanlah perkara mudah. Beberapa ahli psikologi bahkan percaya bahwa beberapa trait dan value yang telah melekat atau dianut seseorang tidak akan berubah sepanjang hidupnya. Bahkan ada juga ahli yang berpendapat bahwa IQ seseorang tidak akan meningkat lagi setelah usia 20 tahun (kalaupun terjadi peningkatan, lebih pada pengembangan wawasan, kreativitas dan kematangan berpikir (wisdom) bukan pada kapasitas intelektualnya).Namun demikian bukan berarti para manajer boleh pasrah dalam upaya mengubah sikap atau kepribadian karyawan. Paling tidak bila para manajer ingin mengubah sikap dari para karyawan atau bawahannya, ada beberapa isu yang dapat diperhatikan. Yang pertama adalah siapa diri kita. Kedua, seberapa kuat sikap tersebut. Ketiga, seberapa penting perubahan yang dituju dan keempat, teknik yang digunakan untuk mengubah sikap tersebut.Pertama, karyawan akan cenderung berespon positif terhadap upaya perubahan yang dilakukan oleh orang yang disukai, kredibel dan meyakinkan. Bila karyawan menyukai kita, mereka akan lebih mudah mengenali dan menerima pesan yang kita sampaikan. Adapun kredibilitas, mengandung arti trust, expertise, dan obyektivitas. Kita akan lebih mudah mengubah sikap karyawan bila karyawan melihat kita sebagai orang yang dapat dipercaya, memahami dan menguasai apa yang kita bicarakan, dan tidak bias dalam menyampaikan pesan. Pengubahan sikap juga akan lebih berhasil bila argumentasi perlunya perubahan sikap, kita sampaikan dengan jelas dan persuasif.Kedua, akan lebih mudah untuk mengubah sikap karyawan bila mereka tidak terlalu kuat menaruh komitmen pada sikap tersebut. Sebaliknya, semakin kuat belief yang mereka pegang di belakang sikap tersebut, semakin sulit untuk diubah. Di sisi lain, sikap yang telah dinyatakan secara terbuka ke depan publik akan semakin sulit untuk diubah karena karyawan yang bersangkutan harus mengakui kesalahannya.Ketiga, akan lebih mudah mengubah sikap ketika perubahannya tidak terlalu signifikan. Sebaliknya untuk membuat karyawan memiliki atau menunjukkan sikap baru yang jauh berbeda dari sikap sebelumnya, perlu upaya lebih. Pentingnya sikap baru yang diinginkan juga akan mengurangi dissonance yang terjadi. Dan terakhir, teknik untuk mengubah sikap yang cukup sering digunakan dan relatif berhasil adalah oral persuasion.
By. Agus